OKEDAILY, JATIM – Sidoarjo adalah kabupaten penyangga atau daerah delta. Sidoarjo punya garis pantai sepanjang 33km dan sebanyak 29,9 persen adalah berbentuk tambak. Pertambakan ini sangat bergantung ekosistem lingkungannya. Apalagi, Sidoarjo bagian timur merupakan daerah industri.
Festival Mangrove Jawa Timur (Jatim) III, berlangsung di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di pulau lusi. Kegiatan dibuka langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama pejabat pemerintah provinsi, serta perwakilan perguruan tinggi dan organisasi aliansi mahasiswa BEM Nusantara Korda Jatim, Minggu (29/01).
Gubernur Khofifah mengatakan, Festival Mangrove merupakan salah satu upaya untuk membangun sinergi hulu hilir yang lebih luas dalam menjaga ekosistem mangrove. Hal ini karena ekosistem mangrove telah memberikan kemanfaatan baik dari sisi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir.
“Pada dasarnya kalau hanya nandur mangrove kita hampir dua minggu sekali melakukan itu. Rata-rata pantai di Jawa Timur sudah pernah kita datangi untuk nandur mangrove. Tapi di Festival Mangrove ini ada upaya hulu hilir secara integratif yang kita lakukan untuk menjaga ekosistemnya,” katanya.
Senada dengan Gubernur Khofifah, Syahrul Ihza selaku Kordinator BEM Nusantara Jatim yang turut berpartisipasi dalam acara festival mangrove III ini, mengatakan penghijauan ini merupakan sedekah oksigen, karena hal tersebut mampu menghasilkan kandungan oksigen lima kali lipat dari tanaman di darat.
“Penanaman mangrove ini ibarat sedekah oksigen, tanaman mangrove bisa menghasilkan lima kali lipat oksigen dari tanaman di darat,” ujar Syahrul.
Selain itu, sambungnya, hasil budidaya mangrove ini nantinya jika terus dikembangkan, maka akan bisa menghasilkan produk-produk UMKM seperti sirup, keripik, odol dan lain sebagainya. Dari itulah dirinya berharap, kegiatan yang demikian bisa merambah ke daerah se-Jatim.
“Harapannya kegiatan penanaman mangrove seperti ini bisa merambah ke banyak daerah lain di seluruh jawa timur,” pungkas Syahrul.