SUMENEP – Besok pagi, Senin, 21 Maret 2022, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi memiliki jadwal kunjungan ke Pulau Sapudi yang memiliki dua kecamatan, yakni Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nonggunong.
Informasi yang beredar, kedatangan Bupati Sumenep di Pulau Sapudi, dalam rangka meresmikan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Nonggunong, yang telah rampung dikerjakan akhir tahun 2021 lalu.
Selain itu, juga ada beberapa agenda lain yang akan dilakukan oleh Bupati Sumenep di Pulau Sapudi.
Tersiarnya kabar Bupati Sumenep akan bertandang ke Pulau Sapudi yang memiliki dua asta atau panembahan terkenal itu, justru mendapat berbagai macam respon dari sejumlah pemuda kepulauan.
Sebagaimana beredar poster dengan tulisan. “Selamat Datang di Bumi Sapudi, Hati-Hati Pak, Jalannya Berombak, Bensinnya Mahal, Pom Ada Tapi Tiada”.
Tulisan tersebut diunggah pertama kali oleh salah satu pemuda Pulau Sapudi bernama Salam Kempul. Ia menyebarkan pamflet tersebut di beberapa akun media sosial baik WhatsApp maupun Facebook.
Saat dikonfirmasi melalui pesan selulernya, Salam Kempul menyampaikan, bahwa ada banyak hal yang seharusnya Bupati Sumenep perhatikan ketika turun ke Pulau Sapudi.
Sebab menurutnya, agar agenda kunjungan itu tidak sekedar seremonial saja. Lebih baik perhatikan suara aspirasi warga Pulau Sapudi agar jargon “Bismillah Melayani” tidak hanya menjadi bualan semata.
“Satu tahun menjabat, janji-jani Bupati Sumenep belum juga ditepati terhadap warga Kepulauan,” ujarnya, Minggu, (20/3).
Salam menjelaskan, salah satunya adalah program langit biru, yang sampai saat ini belum dirasakan oleh masyarakat Pulau Sapudi.
Bagi Salam, program langit biru alias penyetaraan harga BBM jenis pertalite di Pulau Sapudi cenderung masih mahal. Sebab, harga yang dijanjikan sebelumnya pada tahun 2021 hanya berlaku sementara waktu.
“Apalagi saat ini sedang heboh di media sosial, membeli BBM di pom SPBU Kompak dibatasi baik kendaraan roda dua maupun roda empat,” terangnya.
Tak hanya itu, Salam menilai program langit biru Pemkab Sumenep, lagi-lagi menjadi bualan terhadap masyarakat Pulau Sapudi. Masyarakat dibuat berharap-harap terkait pemerataan harga BBM di kepulauan sama seperti di daratan.
“Janji lagi, Janji lagi, sampai kapan masyarakat akan diumbar dengan kata-kata janji secara terus menerus,” sergah Salam.
Jargon Bismillah Melayani Dinanti Atasi Persoalan di Pulau Sapudi
Selain itu, Salam juga mengharapkan agar jargon “Bismillah Melayani” tidak hanya menjadi sarana kepentingan untuk mengelabuhi masyarakat. Sebab menurutnya, ucapan Bismillah itu sakral dan bukan hanya untuk orang-orang di daratan saja.
“Kami atas nama masyarakat Pulau Sapudi, juga bagian dari pada Kabupaten Sumenep,” cetus Ketua Akivis Pemuda Sapudi itu.
Selain dari pada itu, Salam juga meminta agar rumah dinas Wakil Bupati Sumenep, segera ditempati. Karena menurut dia, eman-eman anggaran ratusan juta digunakan untuk merehab kantor bekas Kawedanan namun tidak ditempati.
“Jangan sampai rumah dinas yang baru saja beberapa bulan itu rampung, justru menjadi rumah hantu, kan kasihan bangunannya,” tandas Salam.
Terakhir, Salam meminta agar Bupati Sumenep berhati-hati di sepanjang jalan Pulau Sapudi. Karena kata Salam, tak ada bedanya antara perjalanan laut dan perjalanan darat di Pulau Sapudi.
“Saya harap Bupati hati-hati Ya, jalannya masih banyak berlubang, jika di laut merasakan ombak, maka di Pulau Sapudi juga akan menikmati jalan yang berombak,” pesannya.
Salam mengaku, bahwa apa yang disampaikan dirinya bukan merupakan sindiran, akan tetapi fakta yang terjadi di Pulau Sapudi.
“Tak bermaksud menyindir, tapi memang faktanya demikian, jika memang peka yah harus bertindak apa yang harus dilakukan,” pungkas pemuda Pulau Sapudi.