Resensi tulisan esai dengan judul “Pemimpin Harapan” oleh Erha Suud Abdullah dari buku “Memburu Keadilan”
OKEDAILY.COM – Kita ketahui bersama, memimpin bukan sebuh pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Berbagai hal, tentu harus ia kuasa dengan baik. Lantas bagaimana untuk menjadi pemimpin yang cerdik?
Alam pikiran kita telah merespon dengan begitu cermat konteks kepemimpinan di berbagai aspek. Apakah pemimpin yang cerdik itu yang mampu melahirkan wacana perubahan? Atau ia yang dilahirkan dari pengaruh rumah politiknya? kita sendiri dapat menjawabnya.
“Tidak penting dari mana pemimpin itu berasal, namanya siapa, dimana ia dilahirkan dan mempunyai status sosial seperti apa! yang terpenting sejauh mana dia berpengaruh terhadap orang lain,” (Abdullah, 2015 : 32).
Mengutip dari hasil studi dan telaah dari Erha Suud Abdullah, menunjukkan bahwa cerdik memimpin bisa dilihat dari fakta empiris yang dilakukan. Dapatkah bernilai perubahan atau bahkan sebaliknya berubah dari hal yang baik menjadi semakin buruk.
Sudah waktunya kita bangkit untuk memimpin dengan cerdik. Cerdik untuk melahirkan perubahan gemilang yang konstruktif.
Sejalan dengan pernyataan diatas Kartini Kartono (2021) menjelaskan bahwa memimpin bisa dikatakan sukses. Pertama, memiliki kemampuan mengelola organisasi. Kedua, dapat menjadi suri tauladan yang membangun. Ketiga, mampu membaca perkembangan yang mutakhir.
Terlepas dari teori cerdik memimpin yang di kemukakan diatas, bagi penulis memimpin dengan kapasitas intelektual, cakap kapabilitas dan pengalaman empiris yang koherensif merupakan dasar memimpin yang cerdik. Sebab dengan keterampilan demikian, kemampuannya dalam memimpin dapat mengarahkan terhadap gerakan perubahan yang digariskan.
Tidak banyak yang bisa penulis uraikan secara terperinci mengenai proses cerdik memimpin. Dari tulisan sederhana dan singkat ini semoga kita bisa mendapatkan satu gambaran ideal cerdik memimpin yang melahirkan kharisma dan kewibawaan dalam memimpin.
“Kita tidak bisa menunggu satu generasi lagi untuk sebuah harapan perubahan,” ungkap seorang pejuang.
Penulis: Hainor Rahman
Mahasiswa Universitas Islam Malang
Tulisan opini ini sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi media okedaily.com.
Kanal opini media okedaily.com terbuka untuk umum. Maksimal panjang naskah 4.000 karakter, atau sekitar 600 kata.
Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri anda dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Kirim ke alamat e-mail: opini@okedaily.com.