OKEDAILY, JATIM – Komisi pemilihan umum raya (KPUR) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menyelenggarakan Pemilihan Umum Raya (Pemira) yang diselenggarakan secara serentak dengan menggunakan metode E-vote.
Pemira merupakan ajang bagi mahasiswa Unesa untuk melaksanakan pesta demokrasi dan melanjutkan kegiatan-kegiatan organisasi mahasiswa di lingkungan universitas.
Pada kesempatan tersebut Ketua KPUR Unesa, Fitri Nur’aini menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai wujud pengalaman demokrasi di lingkungan kampus.
Pemungutan suara sendiri dilaksanakan pada Senin, 26 Desember 2022, dimulai sejak pukul 08.00 – 16.00 WIB, secara serentak. Pemungutan suara tersebut hanya bisa diakses oleh mahasiswa melalui sistem Single Sign On (SSO) Unesa menggunakan e-mail Unesa.
Fitri juga menambahkan, jika di era teknologi dan media sosial yang sudah luar biasa ini, ditambah kondisi mahasiswa milenial Unesa yang sudah pasti melek teknologi dan informasi.
Menurutnya, sudah saatnya kegiatan semacam ini dilaksanakan secara daring. Meskipun tidak bisa dipungkiri, tantangan yang dihadapi adalah sinyal yang tidak selalu stabil.
“Saya senang sekali dapat menjadi salah satu bagian terpenting dalam pesta demokrasi sekali dalam setahun ini, menjadi Ketua KPUR bukanlah tantangan yang mudah bagi saya, namun semua dapat terlewati dengan baik,” ucap Fitri, Rabu (28/12).
Fitri sendiri juga menyampaikan harapan dari agenda singkat sekali dalam setahun ini. Dari itu ia berharap semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Pemira ini dapat bertanggung jawab atas apa yang sudah mereka kampanyekan.
“Juga bagi pihak yang belum mendapatkan amanah, mampu melapangkan dada sesuai dengan deklarasi damai kemarin di point ke-4 yang berbunyi siap ber-kontestasi dan menerima hasil yang ada, kalah terhormat dan menang bermartabat,” jelasnya.
Perihal adanya kabar yang menyatakan adanya jejak gelap, lebih lanjut Fitri menyatakan itu adalah hal yang lumrah.
“Saya rasa berita-berita yang kemudian muncul setelah adanya pesta demokrasi cukup lumrah, namun pada kesempatan kali ini, kabar yang katanya merupakan jejak gelap nyatanya hanya buaian belaka, terbukti hingga jam kerja berakhir KPUR kemarin (27/12) di hari masa gugatan, tidak satupun gugatan yang masuk perihal teknis dan penyelenggaraan Pemira,” tuturnya.
Selain itu, Pemira yang dilaksanakan secara daring ini nyatanya lebih efektif, khusunya untuk mengurangi human eror. Keuntungan lainnya adalah, tidak perlu adanya persiapan teknis yang lebih berat dan mengurangi anggaran-anggaran sekali pakai.
Semisal seperti menyiapkan tempat pungutan suara atau TPS, surat suara, alat coblos, dan lain-lain. Mahasiswa hanya perlu membuka android atau laptopnya masing-masing, dan tinggal memilih calon yang dikehendaki.
Ia bersyukur, bahwa Pemira Unesa tahun ini berjalan dengan lancar meski tidak sepenuhnya sempurna. Adapun teknis dan penyelenggaraan dari KPUR sendiri, dinilainya sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku.
Hal itu ia merujuk pada aturan yang tercantum dalam Undang-undang Rema maupun Undang-Undang Pemira juga dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
“Secara pribadi saya sampaikan, Pemira Unesa tahun ini alhamdulillah berjalan lancar, mulai dari jalannya verifikasi pemberkasan hingga kampanye dan minimnya tensi dari kedua pasangan calon selama masa Pemira berlangsung,” tukas Fitri.
Terakhir, Fitri juga memberikan selamat kepada pasangan calon 1 Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unesa yakni M. Asrorun Ni’am, dan Hafizh Mohammad.
“Ya, selanjutnya tinggal menunggu SK (surat keputusan) untuk kedua pasangan calon terpilih untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua BEM,” pungkas Fitri.