OKEDAILY, BALI – CEO Center for Shared Civilization Values (Pusat Nilai-Nilai Peradaban Bersama) C Holland Taylor menyampaikan, Nahdlatul Ulama (NU) telah lama memfokuskan perhatian dan mengerahkan upaya untuk menciptakan integrasi sosial.
“NU telah bekerja selama bertahun-tahun dengan cara yang sangat sistematis dan institusional untuk sampai pada titik dimana kita duduk di acara ini (R20),” kata Holland pada sesi Question and Answer usai Konferensi Pers di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Kabupaten Bandung, Selasa (1/11) kemarin.
Upaya dalam menjaga dan menguatkan keselarasan sosial, terangnya, kemudian memantik inisiatif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memprakarsai forum dialog para pemuka agama dunia, Forum Agama G20 atau yang biasa disebut R20 (Religion of Twenty).
Dalam penyelenggaraannya, PBNU menggandeng Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) bekerja sama untuk menyukseskan acara yang digadang-gadang akan menjadi sebuah gerakan mendunia itu.
Baca Juga : Mahasiswi Universitas Patompo Gowa Jadi Korban Pemerkosaan
Holland menilai, langkah NU untuk bermitra dengan Liga Muslim Dunia sangat tepat. Ini karena, MWL sebagai organisasi Islam taraf internasional yang berbasis di Arab Saudi memiliki peran strategis.
“Itu sebabnya NU memilih bermitra dengan Liga Muslim Dunia, sangat jelas karena organisasi ini mengambil beberapa langkah yang sangat signifikan,” ungkapnya.
Ia meyakini, kolaborasi NU dengan MWL pada Forum R20 tersebut dapat mewujudkan integrasi sosial demi kehidupan yang lebih harmonis dan damai.
“Kami percaya NU dan MWL serta organisasi keagamaan lainnya yang tergabung bersama di R20, dapat membantu mengidentifikasi dan menemukan solusi untuk persoalan yang muncul dari polarisasi dan konflik,” pungkasnya.
Baca Juga : Petani Milenial Konstruktif Membangun Ketahanan Pangan
Tak hanya itu, Holland juga melihat bahwa strategi NU untuk menjaga keserasian sosial telah diwujudkan melalui berbagai perhelatan. Salah satu yang ia bidik yakni Halaqah Fiqih Peradaban yang membincang persoalan keagamaan dan kaitannya dalam kehidupan masyarakat.
R20 Sebagai Platform Jangka Panjang
Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Liga Muslim Dunia, Abdul Wahab mengatakan bahwa R20 merupakan platform internasional yang akan bekerja untuk jangka panjang.
“Sebagian besar masalah kita saat ini tidak dimulai dalam semalam. Kebanyakan dari mereka telah eksis di sekitar kita selama bertahun-tahun,” tuturnya.
“R20 adalah platform internasional yang membantu kami bekerja untuk jangka panjang, sehingga kami akan berpartisipasi dalam berbagai aspek untuk menjadi bagian dari solusi untuk berbagai masalah di dunia,” imbuhnya.
Baca Juga : Catatan Jurnalis Trotoar, SK Bupati Sumenep Tentang DPKS Tak Ubahnya Bungkus Kacang
R20 berlangsung di Bali, 2-3 November 2022. Peserta dari berbagai negara mulai ramai berdatangan sejak, Selasa (1/11) kemarin. Peserta R20 mencapai 464 orang dan 170 diantaranya dari luar negeri yang berasal dari lima benua.
Para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan ini akan berdiskusi bagaimana agama efektif berkontribusi bagi perbaikan ekonomi-politik global. ***