OKEDAILY, JATIM – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Surabaya atau yang disingkat ABS, adakan audiensi program Sinau Bareng bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemerintah Kota Surabaya.
Terdapat beberapa poin yang dibahas dalam audiensi itu, salah satunya terkait progres dari program Sinau Bareng yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dispendik Kota Surabaya.
Diketahui, program Sinau Bareng sudah berjalan 2 minggu, dan pelaksanaannya terdapat di 22 titik Balai RW yang tersebar di 12 Kecamatan dan 16 kelurahan di Kota Surabaya. Namun, antusias siswa yang mengikuti program itu disinyalir kian menurun.
Selain itu, pihak ABS dalam audensi itu juga mempersoalkan terkait kejelasan program Sinau Bareng yang di prakarsai Dispendik Pemkot Surabaya itu, lantaran tidak tersebar secara menyeluruh di Kota Pahlawan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, pihak Dispendik yang diwakili Ibu Atikoh, selaku divisi yang bertanggung jawab atas program tersebut mengaku bahwa mendapatkan intervensi dari Pemkot Surabaya.
“Dispendik sedikit banyak diintervensi oleh Pemkot untuk segera merampungkan program ini,” kata Atikoh, Jumat (6/1/2023), di ruang Aula Dispendik Kota Surabaya.
Kendati demikian, program tersebut wajar ketika dinilai tidak kurang maksimal dikarenakan terlanjur tergesa-gesa dalam berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, selaku penyedia beasiswa Genmas (Generasi Emas) Surabaya.
“Akhirnya dengan tergesa-gesa (Dispendik) melakukan koordinasi dengan Disbudporapar selaku penyedia beasiswa Genmas untuk meminta data-data mahasiswa yang mendapatkan beasiswa surabaya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Atikoh, lalu kemudian melaksanakan beberapa perjumpaan baik luring maupun daring. Tapi sayangnya, dari sekian pendaftar cuma ada 9 orang yang komitmen untuk melaksanakan tugas program tersebut, dan itupun juga mandek ditengah jalan.
“Mungkin karena kami (dispendik) bukanlah penyelia beasiswa, maka informasi maupun program kami kurang disambut baik oleh mahasiswa yang mendapatkan beasiswa,” ungkap Atikoh.
Sementara Koordinator ABS, Aqyas Sholeh menilai alasan Dispendik belum bisa memperluas program itu karena belum menemukan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan program Sinau Bareng.
“Kendalanya mereka (Dispendik) masih mencari orang-orang yang istilahnya memiliki dedikasi atau kesamaan visi dari Bapak Walikota yang menginginkan ada semacam pendampingan, khususnya bagi warga Surabaya, dan itu melalui RW,” jelas Aqyas.
Lebih lanjut Aqyas mengatakan, klarifikasi dari Dispendik terkait keterlibatan mahasiswa dalam program Sinau Bareng adalah mahasiswa yang terikat dengan Beasiswa Genmas. Namun, setelah ditelusuri, kata dia, banyak mahasiswa Genmas yang tidak mengetahui program tersebut.
“Yang diklaim oleh Dispendik itu adalah mahasiswa Genmas. Namun, setelah kita crosscheck atau kita tanyakan pada teman-teman mahasiswa yang mengikuti beasiswa Genmas, teman-teman ini tidak mengetahui. Artinya Dispendik ini bisa dibilang playing victim begitu,” ujar Aqyas.
Adapun hasil dari audiensi kali ini, Aqyas menegaskan, bahwa pihak ABS sepakat akan merekrut mahasiswa di berbagai Kampus Surabaya untuk ikut terlibat dalam program itu.
“Kami akan open volunteer dari berbagai kampus atau dari mahasiswa yang fokus dan lokusnya ke arah pendidikan. Kita punya sekitar 35 kampus di Surabaya yang tergabung dalam ABS. Kita akan mendelegasikan 10 orang dari masing-masing kampus untuk mensukseskan program ini,” tutup Aqyas.