OKEDAILY, BALI – Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Afifuddin Muhajir, mengatakan NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di dunia merasa mempunyai amanat dan tanggungjawab untuk berperan aktif di dalam menyelesaikan persoalan. Utamanya persoalan keamanan dan perdamaian dunia.
Ditemui, di tengah kesibukannya mengikuti forum Religion of Twenty (R20) di Nusa Dua, Badung pada, Kamis (3/11/), Kyai Afif menerangkan, bahwa persoalan perdamaian di dunia banyak orang yang mengatakan pemicu utamanya adalah agama.
“Oleh karena itu, PBNU mengundang tokoh-tokoh agama dari berbagai negara untuk diajak rembuk mengenai persoalan itu,” jelas Wakil Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Jawa Timur ini.
Baca Juga : Pimpinan Muhammadiyah : Di Titik Tertentu Ada yang Jadi Radikal, Kita Perlu Perbaiki Kesalahpahaman
Dalam forum R20 ini, Kyai Afif melanjutkan, tokoh-tokoh agama yang sejak awal tampil sebagai pembicara secara umum menyampaikan tidak benar agama dikatakan sebagai sumber masalah, justru sejatinya agama hadir untuk menyelesaikan masalah.
“Kira-kira apanya yang salah? Menurut saya yang salah bukan agamanya, yang salah adalah penafsiran terhadap agama atau pengamalan terhadap agama, mudah-mudahan forum ini bisa menyelesaikan masalah yang sudah lama diusahakan,” katanya.
Ketika ditanya, apakah R20 ada kaitannya dengan Halaqah Fiqih Peradaban yang juga digagas PBNU, secara tegas Kyai Afif menjawab sangat berkaitan, sebab bicara peradaban tidak bisa dipisahkan dengan ketenteraman, kesejahteraan, dan keamanan.
Baca Juga : Arogansi Kepala DPMPTSP Kabupaten Sumenep Memalukan, Tidak Faham Aturan?
Kyai Afif pun berharap forum R20 terus dilanjutkan karena tugas perdamaian membutuhkan proses yang panjang. “NU yang sudah memulai, harus terus mengawal acara-acara seperti ini,” tegasnya.