SUMENEP, OKEDAILY – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Madura, terus berbenah dengan cara melengkapi layanan di berbagai aspek, salah satunya adalah imunisasi. Hal tersebut sebagai upaya yang tepat dalam memberikan pelayanan kesehatan sejak dini.
Sebagaimana dikalimatkan dokter spesialis di Poli Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Anita Febriana, Sp.A., M.Biomed. Imunisasi merupakan upaya tindakan kesehatan paling efektif dan efisien didalam mencegah berjangkitnya penyakit menular yang berbahaya bagi anak-anak, selain layanan tersebut memang termasuk program yang dicanangkan Pemerintah sejak Tahun 1956 silam.
Diketahui, imunisasi yang sesuai dengan program Pemerintah dibagi menjadi dua yakni imunisasi rutin dan imunisasi tambahan. Adapun imunisasi rutin dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan baduta (anak usia di bawah dua tahun) serta imunisasi anak usia sekolah. Sedangkan imunisasi tambahan hanya diberikan kepada kelompok khusus dan pada kurun tertentu saja.
“Kalau contoh imunisasi tambahan misalnya sedang terjadi KLB atau wabah. Misal KLB campak yang sedang melanda di beberapa daerah di Indonesia,” ujar dr. Anita mencontohkan, Selasa, 14 Mei 2024.
Dijelaskan tujuan dari imunisasi adalah salah satu upaya untuk memberikan kekebalan (imun) kepada anak dengan menggunakan dua konsep tindakan yaitu menyuntikkan vaksin, dan yang kedua diminumkan atau per-oral.
“Jadi, vaksinasi itu adalah istilah imunisasi, vaksinasi bisa disuntik atau dengan cara diminum atau per-oral. Jadi vaksin adalah bagian dari imunisasi”, jelasnya.
Ia juga menyebut, bahwa untuk tindakan imunisasi anak usia kurang satu tahun ada yang namanya Imunisasi Dasar. Di sisi lain yang termasuk dalam kategori ini, diantaranya Bacillus Calmette-Guérin, Polio, dan DPT Combo. Selain itu juga ada imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine, Rotavirus, Measles and Rubella.
Oleh karena itu dr. Anita berpesan, apabila sudah tiba waktu penjadwalan imunisasi kemudian seorang bayi mengalami kendala sakit, maka orang tua diupayakan untuk segera berkonsultasi ke dokter demi mendapatkan program layanan Imunisasi Kejar.
Semua layanan imunisasi itu, sambungnya, akan diberikan demi harapan anak-anak bisa mendapatkan imunitas yang lengkap sebelum memasuki usia dewasa. Sebab, apabila anak terlambat untuk diimunisasi hingga memasuki usia dewasa, ia pun menyarankan segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan Imunisasi Kejar tersebut.
“Imunisasi kejar inilah yang nantinya akan melengkapi dosis vaksin yang tidak didapatkan sebelumnya. Harapan saya anak-anak nantinya bisa mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal sebelumnya, meskipun dari segi waktu sudah terlambat karena untuk dosis antara Imunisasi Kejar dan dosis Imunisasi Dasar tidak jauh berbeda. Sedangkan kalau imunisasi dewasa mungkin istilahnya sudah berbeda dengan imunisasi anak-anak ya,” tukasnya.
“Kalau tidak semua imunisasi menimbulkan demam atau efek samping, memang ada beberapa vaksin yang punya efek samping, namun tidak semua jenis vaksin imunisasi melainkan hanya Pos Imunisasi DPT saja dan yang membuat demam adalah komponen pertusis-nya,” tambahnya.
Sebelum imunisasi diberikan, terlebih dahulu dokter akan menjelaskan kepada orang tua bahwa efek samping dari imunisasi itu adalah demam. Walaupun demikian, kata dia, ternyata tidak sedikit yang masih khawatir dan panik tatkala anak demam. Padahal, untuk mengatasi demam pasca imunisasi dokter menganjurkan untuk meminum obat-obat penurun panas saja.
“Untuk efek samping hanya berlangsung dua atau tiga hari saja, selebihnya panasnya akan turun. Namun hal ini bukan patokan, rata-rata panas karena imunisasi hanya berlangsung sekitar segitu, tetapi ada baiknya kalau terjadi demam lebih dari tiga hari sebaiknya orang tua membawa anaknya untuk diperiksakan ke dokter,” tutur dokter spesialis anak ini.
Layanan imunisasi itu sendiri sudah sesuai dengan rekomendasi dosis, cara penyuntikan dan jadwal dari dokter Ikatan Anak Indonesia. Kata dia, termasuk untuk menerima satu kali vaksin atau satu kali suntik yang diistilahkan dengan imunisasi ganda, imunisasi yang relatif aman untuk anak.
“Contohnya, bayi umur dua bulan saja sudah bisa diberikan tiga macam imunisasi diantaranya DPT Combo, Pneumococcal Conjugate Vaccine dan Rota Virus untuk mencegah penyakit diare dalam satu kunjungan. Itu pun karena imunisasi tersebut mempunyai teknik penyuntikan di tempat yang berbeda, serta didasarkan pada penelitian ternyata imunisasi tersebut dapat menimbulkan reaksi kekebalan atau imunitas yang cukup memadai untuk memberikan perlindungan bagi anak,” terangnya.
Perlu diketahui, adapun tugas orang tua saat anak hendak di-imunisasi ialah harus memastikan bahwa anak tersebut dalam kondisi sehat atau kata lain tidak sedang demam, dan nutrisi makanannya cukup serta waktu istirahat yang memadai pula.
“Kalau cuma batuk pilek ringan, anak masih boleh diimunisasi asalkan tidak demam lebih dari 38 derajat celcius. Jadi batuk pilek yang ringan bukan pertanda kontra indikasi sehingga anak tidak boleh dilakukan imunisasi,” ucapnya meyakinkan.
Seyogianya, imunisasi pada anak-anak sangat dibutuhkan karena kekebalan tubuh mereka sifatnya tidak spesifik untuk bisa mencegah penyakit tertentu. Maka dengan pemberian imunisasi, misalnya vaksinasi bacille Calmette-Guerin (BCG) yang spesifik untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Tentu tujuannya supaya sistem kekebalan tubuh bisa melindungi anak dari infeksi-infeksi yang lebih kuat.
Terpisah, Staf Puspa RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Herman Wahyudi, S.I.Kom. turut menyarankan agar tercipta sinergitas antara semua pihak untuk memberikan penjelasan dan tujuan pentingnya imunisasi terhadap kekebalan anak, dan tentu fungsinya terhadap tumbuh kembangnya setelah dewasa nantinya.
“Jadi untuk orang tua perbanyaklah literasi terkait imunisasi, jangan hanya mendengar dari satu berita lalu diambil kesimpulan darinya. Silakan baca banyak buku dan rajin konsultasi ke dokter, sehingga orang tua betul-betul yakin ketika akan melakukan imunisasi terhadap anaknya, dan satu hal lagi anak jangan sampai di takut-takuti dengan alat suntik,” tutupnya.