SUMENEP – Bertepatan pada hari Sumpah Pemuda Indonesia Tanggal 28 Oktober 2021, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, disegel oleh sejumlah mahasiswa.
Diketahui, proses penyegelan tersebut dilakukan oleh Majlis Pemuda Revolusioner (MPR) Madura Raya pada saat melakukan aksi demontrasi tentang proses pembagian jatah Dana Pokir Anggotan Dewan, Kamis, (28/10).
Aksi penyegelan tersebut dilakukan karena kekecewaan sejumlah anggota MPR pada saat menyampaikan aspirasinya, namun tidak ditemui oleh anggota DPRD Sumenep.
“Kita akan kembali lagi pada hari Kamis minggu depan ke tempat ini, untuk meminta jawaban,” ujar Noval Korlap Aksi.
Baca Juga : Aksi Unjuk Rasa Dana Pokir di Kantor Dewan Sumenep, Ketua DPRD Menghilang
Baca Juga : Polemik Cakades Sapeken, BPD dan DPMD Segera Dipanggil Pihak Kepolisian Sumenep
Baca Juga : Pria yang Diancam TNI Karena Tolak Vaksin, Malah Dilaporkan Polisi
Menurut Noval, dirinya mengatakan, terkait penyegelan dirinya meminta untuk tidak dibuka. Karena menurut dia, sangat aneh pada hari aktif bekerja justru tidak ada sama sekali anggota dewan yang masuk.
“Ini bukan hari libur, terus gak ada dewan yang masuk, jadi harus kami segel,” ujarnya.
Kemudian, dia juga menyampaikan bahwa penyegelan tersebut tidak diperbolehkan dibuka sampai pihaknya kembali lagi pada pada Kamis minggu depan.
“Sampai kami kembali lagi kesini jangan sampai segel ini dibuka,” tegasnya.
Bahkan tidak hanya itu, Noval mengaku bahwa pihak kepolisian juga akan menjamin segel tersebut tidak dibuka sampai pihaknya kembali lagi ke Gedung DPRD Sumenep.
Terkait pemaksaan masuk kedalam ruangan, dirinya mengaku karena merasa tidak percaya terhadap anggota dewan, sehingga hal itu membuat koleganya menerobos dan memastikan sendiri kondisi Kantor yang dianggap sebagai wakilnya tersebut.
“Kita ini memastikan saja ke dalam ruangan, karena kita sudah susah untuk percaya sama dewan,” Imbuhnya.
Proses penyegelan kantor DPRD tersebut, sempat terjadi adu dorong sejumlah anggota MPR dengan anggota Kepolisian, namun kedua belah pihak bisa menyelesaikan dengan kepala dingin, sehingga segel tersebut bisa dipasang di pintu masuk ruangan DPRD Sumenep.
Merespon kejadian tersebut, R. Faldy Aditya Aktivis GARIS, melihat bahwa kepercayaan terhadap kinerja Parlemen Sumenep sudah berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
“Mereka itu kan anggota dewan yang terhormat, tetapi belakangan ini dapat kita lihat seolah kehormatan itu menghilang entah kemana. Ini harus menjadi perhatian serius bagi Parlemen Sumenep,” ungkapnya.
Baca Juga : Tersangka Dugaan Korupsi Gedung Dinkes Tak Kunjung Ditahan, Penegak Hukum Lelet
Baca Juga : Korban Dishub Sumenep Pada Perluasan Bandara Trunojoyo Bertambah
Baca Juga : Dinas Pendidikan Sumenep Tak Berdaya, Kepala SMPN 2 Ra’as : Saya Bisa Remote Dari Asta
Kemudian, R. Faldy menambahkan, jika selama ini bukan prestasi yang mencuat dari para anggota dewan Sumenep melainkan sensasi yang dikedepankan.
“Hanya sensasi saja yang terus muncul mulai dari video mesum yang tak jelas penyelesaiannya hingga Pokir yang selalu menuai masalah. Sekarang saya tanya, apa prestasi yang bisa dibanggakan dari Parlemen Sumenep? Perda yang dihasilkan tak mencapai target kalau tak mau dibilang nihil,” tanyanya.
Terakhir dirinya menambahkan, bahwasanya masyarakat Sumenep jangan khawatir, karena sebentar lagi musim kepedulian anggota dewan akan hadir kembali menjelang butuhnya mereka akan suara yang memilihnya.