Okedaily.com – Mark Zuckerberg sebagai pencetus sekaligus pemilik media sosial terbesar di dunia memberikan kabar yang mengejutkan tentang keputusannya merubah Facebook menjadi Meta. Kamis (04/11).
Metaverse merupakan lingkungan online, selain dunia fisik yang menjadi tempat nyata lain bagi penggunanya dalam melakukan berbagai aktivitas.
Konsep metaverse sendiri, diperkenalkan pertama kali oleh Neal Stephenson pada tahun 1992 melalui novelnya yang berjudul Snow Crash.
Inspirasi metaverse ciptaan Stephenson, berdasarkan teknologi hasil kreasi John Walker dan Jaron Lanier dari Autodesk yang menciptakan teknologi bernama virtual reality (VR).
Selama hampir 30 tahun pasca Stephenson memperkenalkan konsep metaverse, adalah Roblox ciptaan Erik Cassel dan David Baszucki, yang berhasil menghidupkan konsep kehidupan virtual menjadi nyata.
Roblox sebagai perwujudan video gim era baru dengan mempersatukan kaidah-kaidah aplikasi komputer dan smartphone.
Selain tempat bermain gim, Roblox juga tempat berinteraksi sosial, melakukan jual beli dan pelbagai kegiatan lainnya, setelah sebelumnya berubah bentuk dari tubuh fisik menjadi avatar.
Dipengaruhi kesuksesan Roblox mewujudkan metaverse, Mark Zuckerberg mengubah Facebook menjadi “Meta” dalam arti metaverse.
“Metaverse merupakan evolusi berikutnya dari jaringan sosial. Tempat di mana orang-orang dari seluruh dunia berkumpul untuk bersosialiasi, belajar, berkolaborasi, bermain dengan cara yang melampaui apa yang mungkin dapat dilakukan saat ini,” ujar Zuckerberg.
Keputusan Zuckerberg mengubah Facebook menjadi Meta, menurut Steven Levy dalam Facebook: The Inside Story (2020), merupakan upaya media sosial ini untuk bertahan hidup, agar tak mengalami nasib serupa Friendster ataupun MySpace.
Terlebih pada 2012, dengan uang senilai $2 miliar serta bonus $700 juta untuk pendirinya, Zuckerberg berhasil membeli Oculus, sebuah perangkat gim virtual reality bikinan Palmer Luckey dan John Carmack.
Oculus kata Zuckerberg, “mengguncang otakku”, saat dia mencobanya untuk pertama kali. Dia percaya bahwa Oculus dapat dimanfaatkan selain untuk bermain gim, misalnya menyimpan ingatan manusia dalam bentuk digital usai memanfaatkannya untuk merekam tindak-tanduk Max, putri Zuckerberg. “Ini benar-benar keren!” tegas Zuckerberg melihat potensi Oculus, yang dipercayanya dapat mengubah Facebook menjadi metaverse sesungguhnya.
Dengan mengubah nama Facebook menjadi Meta, Zuckerberg mengalihkan fokus perusahaan. Menurutnya, seperti dipaparkan Megan Graham untuk The Wall Street Journal, “Facebook hari ini (Meta) berbeda dengan Facebook dahulu.”
Ia bukan sebagai media sosial semata, tetapi bertransformasi menjadi platform digital (yang diberdayakan dengan Oculus) sebagai tempat bagi siapa pun di seluruh dunia melakukan kegiatan apa pun.
Sebuah strategi bisnis yang meniru langkah Google tatkala perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin itu merestrukturisasi perusahaan dengan membentuk Alphabet pada 2015 untuk membedakan divisi yang mengerjakan Search (sebagai inti usaha Google) dengan divisi lain alias Other Bets.
Kala Facebook berubah menjadi Meta, Zuckerberg mengemas aplikasi Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp menjadi satu kesatuan dalam naungan Family of Apps. Di sisi lain, dia meluncurkan Facebook Reality Labs guna mencoba peruntungan membangun metaverse. Inilah mimpi basah Zuckerberg untuk menguasa dunia.



















