Okedaily.com, Surabaya – 2 Oktober 2025, Seminar Nasional Linguistik Indonesia (SENALA) #2 sukses diselenggarakan oleh Program Studi Linguistik Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial, Budaya dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada 2-3 Oktober 2025. Bertema “Transformasi Linguistik di Era Big Data”, kegiatan ini menjadi ruang akademik penting untuk mengeksplorasi arah baru studi bahasa di tengah revolusi teknologi informasi.
Salah satu sesi paling dinantikan menampilkan Karlina Denistia, Ph.D. dari Universitas Sebelas Maret, yang membahas penerapan corpus linguistics dalam menganalisis slogan produk berbahasa Inggris milik brand Indonesia.
Lewat pemanfaatan platform seperti Google Ngram Viewer dan Leipzig Corpora, ia menunjukkan bagaimana pola-pola bahasa dalam media iklan dapat dikaji secara sistematis menggunakan data autentik.
“Corpus linguistics memberi kita alat untuk tidak hanya memahami variasi bahasa, tetapi juga membongkar pola sosial-budaya yang menyertainya,” ujar Karlina, sembari menampilkan grafik penggunaan kata-kata seperti so, thus, dan therefore sepanjang abad ke-19 hingga ke-21.
Sementara itu, Nazarudin, M.A. dari Universitas Indonesia, mengajak peserta merenungkan kembali pentingnya pelestarian bahasa daerah di tengah gelombang arus digitalisasi. Dengan menampilkan temuan-temuan dari riset kebahasaan berbasis komunitas, ia menyentil fenomena “bahasa yang redup” dan perlunya pendekatan kolaboratif berbasis masyarakat dalam menjaga warisan linguistik bangsa.
“Kita tidak hanya butuh teknologi untuk mendokumentasikan bahasa, tetapi juga kebijakan dan kesadaran kolektif,” tegas Nazarudin.
Sebagai moderator, Achmad Fawaid, turut memperkaya diskusi dengan menyinggung platform Don Emprit Academic sebagai salah satu contoh penerapan big data dalam analisis wacana sosial, khususnya dalam konteks media sosial dan representasi publik.
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan pemakalah dan peserta dari berbagai daerah ini juga menghadirkan suasana hangat dan kolaboratif. Ketua Pelaksana, Dewi Puspa Arum, M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta.
“Kami sangat senang melihat minat besar terhadap subtema seperti linguistik forensik, lanskap linguistik, hingga kajian bahasa dan hukum. Ini menandakan linguistik bukan ilmu yang elitis, tapi dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Dr. Endang Sholihatin, M.Pd., selaku Korprodi Linguistik Indonesia, menegaskan bahwa SENALA adalah bagian dari komitmen akademik untuk memperkuat kapasitas riset kebahasaan di tingkat nasional.
“Kami berharap SENALA dapat menjadi forum tahunan yang mempertemukan peneliti lintas disiplin dalam membahas isu-isu linguistik yang kontekstual dan transformatif,” katanya.
Selain sesi pleno, peserta juga mengikuti presentasi paralel yang dibagi ke dalam berbagai subtema, seperti linguistik edukasional, media dan literasi digital, serta linguistik klinis. Penghargaan Best Presenter dan Best Paper turut diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi intelektual peserta.
SENALA #2 bukan hanya seminar, melainkan perayaan atas keberagaman bahasa, metode, dan gagasan dalam studi linguistik kontemporer. Dengan semangat kolaboratif dan keilmuan yang terus menyala, SENALA membuktikan bahwa bahasa adalah jembatan menuju masa depan yang lebih inklusif dan cerdas.