OkeDaily.com – Kala itu Tahun 2015, Zainur Rasyid, Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, boyong dari pesantren untuk kembali ke keluarga dan masyarakat di Pulau Dewata atau Bali.
Ketika sampai di Bali, dengan rasa cinta dan semangat dirinya merasa rindu mendalam ke Nurul Jadid. Rasyid mencoba mencari info wadah atau perkumpulan para Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid di Bali, khususnya di Kabupaten Badung dan Denpasar, namum tidak menemukan.
Akhirnya, Rasyid berinisiatif ingin membuat suatu wadah alumni NJ di Badung dan Denpasar. Rasyid memulai idenya dengan mengajak para sahabat-sahabatnya sesama Alumni untuk mewujudkan keinginannya.
“Alhamdulillah, mereka sepakat dan memiliki rasa yang sama dengan saya, yakni Rindu Nurul Jadid,” ungkap kenangnya.
Diantara beberapa sahabat yang diajak merintis di awal ialah Hasbullah, H. Taufik, H. Rahman, Qowi Alaska dan Misdawi, kesemuanya karib di NJ.
Pertemuan bersejarah itu pertama kali di kediaman H. Rahman yang beralamat di Jalan Tambak Sari, Kedonganan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
“Akhirnya kita sepakat untuk meng-kongkrit-kan wadah alumni tersebut dengan cara mengajak para alumni-alumni lainnya,” tuturnya.
Rasyid dan sahabatnya mulai mendatangi para alumni lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnya sekaligus memberi undangan untuk menghadiri pertemuan atau silaturahim perdana.
“Terjadilah pertemuan yang lebih besar bersama para alumni di kediaman H. Rahman, Donganan,” ujarnya.
Untuk menjaga silaturahim para alumni lebih kuat, mereka sepakat mengadakan pertemuan rutinan setiap bulan. Selain isinya silaturahim, tentu ngaji dan berdoa dalam rangka menjaga ketersambungan bersama para guru-guru Ponpes Nurul Jadid.
Ponpes Nurul Jadid sendiri berlokasi Jl. Kyai Haji Mun’im, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pendirinya KH. Zaini Mun’im, saat ini diteruskan oleh KH. Zuhri Zaini.
Kala itu, tambah Rasyid, sepakat menunjuk seorang alumni senior, Ustadz Hasan Jasuli, sebagai Ketua dan sekretaris dijabat dirinya. Wadah silaturahmi dan pengabdian tersebut diberi nama “Paguyuban Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid (PANJ Bali).
Nama tersebut, kemudian dihaturkan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, sang murabbi KH. Moh. Zuhri Zaini. Dan beliau merestui dengan nama yang diajukan tersebut.
Singkat cerita, paguyuban tersebut terus berjalan dan aktif serta semakin dikenal oleh alumni dan masyarakat di Pulau Dewata. Dukungan pun hadir dari wali santri dan simpatisan diantaranya, H. Rasyid Hani, H. Ali Marzuki, dan orang yang sangat berjasa berada di depan yakni Alm. H. Moh. Yaksar.
Menurut tutur para alumni, beliau bertiga mengayomi bukan hanya mendukung, tetapi dalam soal kebutuhan apapun yang berkaitan dengan niat PANJ Bali, beliau curahkan jiwa dan raga.
“Sebagai santri, lalu kami meminta doa restu dan petunjuk kepada sang murabbi, Kiai Zuhri Zaini. Syukur alhamdulillah beliau merestui dan berpesan agar para alumni guyub dan istiqomah berkegiatan,” katanya.
“Dari situlah kemudian, kita mulai melakukan pendataan, serta menyisir beberapa Alumni yang ada di Badung dan Denpasar. Dan syukur Alhamdulillah alumni yang bergerak di Denpasar H. Irwan, Didik Mustafa, Kamal, Farid, Ridwan dan Saddam,” tambahnya.
Beberapa tahun kemudian, PANJ Bali berkeinginan adar diresmikan secara adminitrasi oleh Pesantren Pesantren Nurul Jadid sebagai organisasi tangan panjang pesantren, yakni bernama Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Badung-Denpasar.
Perlu diketahui, bahwa P4NJ adalah organisasi tangan panjang dari Nurul Jadid di masyarakat. Organisasi tersebut bertujuan sebagai wadah silaturahim yang tidak terbatas hanya untuk para alumni, namun siapa saja yang memiliki keinginan ketersambungan dengan pesantren.
Seperti dauh Kiai Zuhri Zaini, Pengasuh Ponpes Nurul Jadid. “Karena P4NJ siapapun bisa menjadi pengurus. Mau itu simpatisan, wali santri dan Alumni. Karena esensinya P4NJ dibuat bukan untuk organisasi Alumni, tapi sebagai wadah silaturahmi.”
Lanjut kisah, akhirnya, para alumni yang tergabung dalam PANJ Bali sowan ke Kiai Zuhri menyampaikan ke inginan untuk diresmikan menjadi P4NJ, sekaligus mohon nasehat.
Awalnya Kiai Zuhri bertanya, “Ada berapa Kabupaten di Bali?”
“Ada 8 Kabupaten dan 1 Kota, Kiai. Dan saat ini yang ada P4NJ Provinsi Bali,” jawab Rasyid.
Lalu kiai menyarankan untuk dibuat per Zona; Bali Utara dan Selatan. Akhirnya terbentuklah resmi P4NJ Badung-Denpasar melalui SK Nomor: 16 Mei 2022 dengan Ketua, Fadil Hodri.
Jauh sebelum P4NJ Badung-Denpasar terbentuk, ada tiga sosok penting yang senantiasa mendampingi dan membimbing wadah tersebut, yakni KH. Abdurrahman Wafi, Gus Faiz AHZ, dan Gus Fahmi AHZ.
“Beliau senantiasa mengunjungi kami di Bali dan sangat perhatian menanyakan dan memberi masukan-masukan serta mendengar keluh kesah curhatan para alumni,” ungkap Rasyid.
Tentu juga bimbingan dan arahan dari P4NJ Pusat dan dukungan para alumni se Bali yang terkumpul dalam P4NJ Bali.
Terakhir, Kiai Zuhri berpesan “Jangan pernah mengibarkan bendera sendiri, jangan membuat gaduh. Apalagi mengkotak-kotakkan alumni pesantren yang lain. Ingat, santri Nurul Jadid ketika sudah pulang, maka dia sudah milik masyarakat seutuhnya”.
Tentu berjalannya organisasi ada suka dan duka, kata Rasyid, terutama soal kekompakan para alumni itu sendiri. Namun ia berkeyakinan, hati dan jiwa mereka Nurul Jadid. Harapan P4NJ Badung Denpasar semakin kompak dan bermanfaat, terutama mengharumkan nama Nurul Jadid.