OkeDaily.com – Kabupaten Sumenep, Madura, dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan warisan budaya, terutama dalam dunia perkerisan. Berbicara keris bukan sekadar senjata tradisional, tetapi juga memiliki nilai historis, filosofi, dan spiritual yang tinggi.
UNESCO mengakui Sumenep sebagai daerah pemilik pengrajin keris terbanyak di dunia, sehingga menjadi kebanggaan sekaligus tantangan agar mampu mempertahankan dan memanfaatkan keunggulan ini. Sayangnya, generasi muda semakin jarang mengenal makna di balik pusaka bersejarah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) mengambil langkah strategis dengan menerbitkan buku sejarah keris khusus untuk siswa Sekolah Dasar (SD).
Buku Sejarah Keris untuk Siswa SD
Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, menyampaikan bahwa buku ini dirancang agar mudah dipahami anak-anak. Selain menggunakan bahasa yang ringan, buku ini juga akan dilengkapi ilustrasi menarik guna membantu siswa lebih mudah menyerap informasi.
“Penyusunan buku ini akan melibatkan ahli sejarah, budayawan, serta illustrator profesional agar informasi yang disampaikan akurat dan menarik bagi anak-anak,” ujarnya.
Buku tersebut diharapkan menjadi jembatan generasi muda dalam mengenal dan mencintai warisan leluhurnya. Dengan pendekatan yang edukatif dan interaktif, anak-anak tidak hanya akan mengenal bentuk keris, tetapi juga sejarah, filosofi, dan teknik pembuatannya yang diwariskan turun-temurun.
Menanamkan Sadar Budaya Sejak Dini
Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa literasi budaya sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda. Menurutnya, Kota Keris, sebutan lain Kabupaten Sumenep memiliki kekayaan budaya yang harus diwariskan kepada anak-anak sejak dini.
“Kami ingin anak-anak memiliki pengetahuan tentang literasi budaya, khususnya sejarah keris. Ini adalah bagian dari identitas kita yang tidak boleh hilang,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti minimnya pemahaman anak-anak tentang sejarah dan makna filosofi di balik pembuatan keris. Padahal, sambungnya, setiap bilah keris menyimpan simbol dan teknik pembuatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Jangan sampai anak-anak kita tidak tahu tentang sejarah keris, karena ini bukan sekadar benda pusaka, tetapi juga bagian dari perjalanan sejarah bangsa,” tambahnya.
Komitmen Membangun Identitas Budaya Generasi Muda
Penerbitan buku sejarah keris yang direncanakan Bupati Wongsojudo ini menjadi salah satu langkah nyata dalam melestarikan budaya lokal. Dengan edukasi yang tepat, anak-anak diharapkan lebih memahami dan menghargai warisan leluhurnya.
Tidak hanya menjadi bacaan edukatif belaka, buku ini juga dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Madura untuk dapat melakukan hal serupa dalam melestarikan budaya masing-masing.
Dengan memahami sejarah keris, anak-anak tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya bangsa.
Kendati demikian, warisan leluhur harus terus dijaga, dan langkah Pemerintah Kabupaten Sumenep ini menjadi contoh nyata bagaimana budaya bisa terus hidup di tengah perkembangan zaman.