OkeDaily.com – Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit musiman.
Bahkan, sejumlah langkah pencegahan dan penanganan telah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) yang kerap terjadi di musim hujan.
Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri, S.Kep.Ns., M.H., menegaskan bahwa kesiapsiagaan petugas kesehatan, khususnya di Puskesmas, menjadi prioritas utama.
“Di awal tahun ini, karena bersamaan dengan musim hujan, kami memprioritaskan kewaspadaan dini dengan upaya pencegahan dan penanganan penyakit musiman seperti Demam Berdarah (DBD), Diare, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” ujar Syamsuri, Sabtu (4/1/2025).
Menurutnya, peningkatan kewaspadaan ini telah disampaikan melalui surat edaran kepada seluruh Puskesmas. Ia mengingatkan bahwa meskipun fokus utama adalah tiga penyakit tersebut, penyakit lain tetap harus mendapat perhatian.
Untuk menekan kasus DBD, Syamsuri menekankan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan penerapan pola 3M Plus, yakni menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas, serta menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, dan mengganti air dalam pot atau vas bunga secara berkala.
“Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD lebih suka berkembang biak di tempat air bersih yang jarang dikuras, seperti bak mandi dan tempat minum burung. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan menjadi kunci utama pencegahan,” jelasnya.
Selain DBD, Dinkes Sumenep juga mewaspadai peningkatan kasus diare akibat sanitasi yang buruk serta penyebaran ISPA yang meningkat di musim hujan.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan makanan, memastikan air yang dikonsumsi dalam keadaan bersih, dan menggunakan masker saat mengalami batuk atau pilek.
Untuk memperkuat pencegahan, Dinkes Sumenep telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa guna menjadwalkan kegiatan PSN secara rutin.
“Jika PSN dilakukan secara terjadwal dan konsisten, maka potensi penyebaran penyakit akibat nyamuk dapat ditekan,” tutupnya.