SUMENEP – Bagi warga Sumenep daratan, istilah yamg lumrah ditujukan bagi yang bukan berasal dari wilayah kepulauan. Kebutuhan akan BBM mungkin tidak terlalu dianggap serius karena kemudahan dalam mendapatkannya.
Tetapi, beda cerita untuk masyarakat Kepulauan Sumenep, termasuk Pulau Raas. Ketersediaan BBM diibaratkan nyawa kedua, karena selain untuk kebutuhan transportasi juga sebagai pendukung mata pencaharian masyarakat kepulauan.
Langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) baik jenis solar maupun pertalite yang terjadi mulai disuarakan warga Raas, Abd Wahfi. Lewat postingan di akun Facebook miliknya.
“Di kasih info bos ku BBM jenis pertalite mulai mengalami kelangkaan di Kecamatan Raas, khususnya di Desa Ketupat dan beberapa desa lainnya,” unggahnya. Sabtu (23/4).
Meskipun komentar sejumlah netizen terlihat senada seperti unggahan Abd Wahfi, tentang langkanya BBM di Pulau Raas. Penelusuran lanjutan dirasa perlu dilakukan guna mencari kebenaran atas informasi yang disebarkan itu.
Danramil Raas, Kapten Sapto, Forkopimcam pertama yang dihubungi membenarkan kelangkaan BBM yang sedang berlangsung dan berharap peran serta media untuk membantu mensuarakan persoalan tersebut.
“Ya memang seperti itu kondisinya. Tidak bisa menyalahkan yang meng-upload tentang kelangkaan BBM yang terjadi,” ujar Kapten Sapto, yang telah mengabdi di Raas selama kurang lebih 20 tahun itu pada, Sabtu (23/4).
Sementara Pemuda asli kepulauan Mashudi, mengungkapkan permasalahan terkait kelangkaan BBM, berawal dari APMS 56.694.04 di Pulau Raas yang sudah lama tidak melayani kebutuhan BBM masyarakat.
“Sumber bencana kelangkaan BBM di Pulau Raas berangkat dari APMS kepunyaan keluarga besar anggota dewan yang terhormat H. Risnawi yang tidak lagi beroperasi selama satu tahun terakhir,” tukasnya.
Apa yang disampaikan Mashudi dibenarkan oleh Camat Raas Habibi. “Kami sudah koordinasi dengan bagian perekonomian terkait APMS yang tidak beroperasi karena kelangkaan tersebut salah satunya akibat APMS tidak beroperasi selama kurang lebih 1 tahun,” jelas dia.
Dikarenakan satu-satunya APMS yang ada sudah tidak beroperasi, sebagian masyarakat berupaya mendatangkan BBM secara mandiri. Apesnya, seringkali tersandung dan harus berurusan dengan aparat penegak hukum.
Ketidakmampuan Pemerintah Kabupaten Sumenep memberikan aturan main serta perlindungan yang jelas terhadap kisah klasik bahan bakar di kepulauan, membuat masyarakat yang jadi korban.
Terkini, penangkapan terhadap warga masyarakat Pulau Raas yang akan mengirim BBM terjadi di pelabuhan Dungkek, Sumenep pada Selasa, 5 April 2022 oleh Satuan Penegakkan Hukum Polairud Polda Jatim.
Imbas dari peristiwa tersebut, pemain-pemain di Pulau Raas kini menjadi lebih berhati-hati dan tak leluasa mengirim BBM seperti biasanya. Akhirnya kelangkaan yang terjadi.
Unggahan demi unggahan di sosial media hanyalah jeritan pertama dari teriakan berikutnya apabila Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak segera hadir melayani dan mencarikan solusi atas langkanya BBM di Pulau Raas.