Sumenep – Prediksi cuaca ekstrim dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, Jawa Timur, pada 6 Desember 2021, mengakibatkan ombak besar dan angin kencang di laut perairan Sapudi.
Pasalnya, sejumlah jalan PUD di Pulau Sapudi mengalami sumbing alias rusak hancur terkikis ombak. Salah satunya adalah Jalan PUD sepanjang Desa Sonok Kecamatan Nonggunong, dan Desa Tarebung Kecamatan Gayam Kabupaten Sumenep.
Menurut keterangan salah satu warga sonok, Faruk mengatakan, bahwa jalan sumbing tersebut sudah ditemukan pada pagi hari, disaat dirinya hendak bepergian ke sekolah.
Menurut dia, tiba-tiba jalan tersebut sudah hancur separuh jalan, sehingga membuat kendaran harus ekstra hati-hati ketika melewati poros jalan tersebut.
“Mungkin kejadiannya itu pada malam hari, soalnya tadi malam hujan dan angin sangat kencang,” katanya, Selasa (07/12).
Kondisi jalan, Kata Faruk, saat ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua, sementara roda empat harus dialihkan lewat jalan lain.
“Sementara jalannya untuk di Sonok, hanya bisa dilewati roda dua,” Imbuhnya.
Hal serupa juga terjadi di Desa Tarebung Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Pulau Sapudi.
Hasil pantauan awak media okedaily.com, prediksi perkiraan ombak besar terjadi pada senin malam, selasa 06 Desember 2021, sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurut sumber lain yang memiliki rumah di pesisir pantai, Faikurrahman mengatakan, gemuruh ombak yang cukup besar terjadi sekitar pukul 22.00-01.00 WIB.
Disertai angin kencang, air laut naik kepermukaan dan menghantam beberapa tangkis laut serta jalan umum.
“Semalam memang gemuruh ombak sangat keras, saya juga mengetahui tadi pagi kalau beberapa jalan sudah rusak,” ucapnya.
Merespon hal tersebut, Aktivis Pemuda Pulau Sapudi, Misbahul Munir, mengatakan bencana alam yang mengakibatkan bahu jalan nyaris putus tersebut meminta agar segera diperbaiki.
Sebab menurut dia, jika cenderung tetap dibiarkan akan menghambat terhadap arus perekonomian masyarakat desa.
“Ini harus segera ada solusi dari pemerintah terkait, apa yang harus dilakukan sebagai tindak lanjutnya,” ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta agar ada langkah jangka panjang juga harus segera diperhatikan.
“Seperti halnya penanaman pohon mangrove, itu bisa menjadi solusi abrasi di pulau sapudi,” pungkasnya.