OkeDaily.com – Menjelang musim mudik Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, diminta hadir mendengarkan keluh kesah masyarakat Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura.
Hal tersebut dikarenakan belakangan ini masyarakat Pulau Sapudi sering mengeluhkan kondisi transportasi laut atau kapal ferry yang memuat penumpang rute Kalianget – Pulau Sapudi – Situbondo.
Pasalnya, kapal motor penyeberangan (KMP) yang selama ini melayani untuk kepentingan perekonomian masyarakat Pulau Sapudi sering terjadi kendala mesin alias macet di tengah laut.
KMP Wicitra Dharma yang berada dibawah naungan PT Dharma Dwipa Utama (DDU) itu sudah dianggap tidak layak. Bahkan, aturan terbaru mengharuskan bahwa kapal penyebrangan bermesin dua dan memiliki ramdor dua pula, depan dan belakang.
Aktivis Pulau Sapudi, Hasan Al-Hakiki, meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep agar segera mengganti kapal penyeberangan yang lebih besar, layaknya seperti KMP Munggiyango Hulalo.
Menurutnya, saat ini perkembangan perekonomian masyarakat Pulau Sapudi berpangku tangan terhadap kendaraan laut untuk mengangkut barang dan penumpang.
“Perekonomian di Pulau kami semakin berkembang pesat, perlu didukung dengan infrastruktur yang mapan dan transportasi laut yang memadai,” ujarnya kepada Media ini, Minggu (2/3).
Pria yang akrab dipanggil Kiki itu, menilai bahwa saat ini perahu barang milik perorangan di Pulau Sapudi juga tinggal hitungan jari.
Semakin banyaknya muatan barang yang mau dibawa menuju Pulau Sapudi terpaksa harus diantrikan karena kapasitas perahu yang terbatas.
Sedangkan trevel barang dan truck juga dibatasi akibat kapasitas kapal tidak memadai dan diatur oleh peraturan penyebrangan.
“Banyak perahu yang dijual, ada juga yang tenggelam, makanya pergantian kapal yang lebih besar sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, Pria jebolan PMII Probolinggo itu menjelaskan bahwa kapal feri yang ada saat ini sering dijadikan permainan oleh oknum otoritas pelabuhan.
Kapasitas kapal yang kecil mengakibatkan antar pengguna kapal atau pemilik kendaraan sering kali terlibat saling senggol untuk mendapatkan tiket. Meskipun bukan jalur mudik, Namun tetap saja dijadikan permainan.
“Kedoknya tiket kendaraan mobil harus pesan lebih awal untuk mendapatkan antrian, tapi kenyataannya masih ada slot kendaraan yang sengaja dikosongkan untuk dijual mahal oleh oknum,” tegasnya.
Oleh sebab itu, aktivis pemuda Kepulauan itu meminta agar Pemkab Sumenep segera membantu untuk mengabulkan permintaan kebutuhan masyarakat agar perekonomian sapudi semakin terus berkembang.
Meskipun Pemkab Sumenep sudah menghadirkan kapal cepat untuk masyarakat Pulau Sapudi. Namun, kapal tersebut hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan tidak bisa membawa kendaraan.
“Sangat sedikit penumpang yang ikut. Sementara kendaraan barang tetap menunggu kapal feri,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Media ini belum menerima keterangan resmi dari pihak pemerintah kabupaten Sumenep maupun pengelola KMP Wicitra Dharma.