OKEDAILY, MADURA – Rangkaian kegiatan kalender wisata atau kalender of event 2023 yang mengusung tema masa kejayaan dilaunching Pemerintah Kabupaten Sumenep, pada Sabtu (17/12/2022) lalu, hingga kini berjalan dengan baik.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, H. Mohammad Iksan mengungkapkan bahwa masih ada event budaya asli Madura khususnya Sumenep yang belum tercover tahun ini, ialah sapi sonok.
Menurutnya, untuk masuk dalam kalender event tahun ini rata-rata diinisiasi oleh masing-masing paguyuban. Artinya, perwakilan dari merekalah yang mengusulkan terkait dengan kegiatan itu kepada dinas terkait, ataupun langsung ke Bupati Sumenep.
Dengan keterbatasan sumber daya manusia, pihaknya tidak memiliki cukup kemampuan jika setiap penyelenggaraan sepenuhnya ditumpukan pada dinas yang dipimpinnya. Sehingga semua event yang digelar, dapat juga dihandle Event Organizer (EO) dan masing-masing paguyuban.
“Sementara kami juga tidak faham, tidak tahu (sapi sonok) siapa ini ketua paguyubannya. Kalau tetap diselenggarakan jujur kita tidak memiliki kemampuan untuk itu. Karena semua event yang menyelenggarakan kalau tidak EO ya paguyubannya, atau komunitas yang mencintai pada even tersebut,” jelas Iksan, Selasa (21/3), saat ditemui di ruang kerjanya.
Lebih lanjut diterangkan mantan Kepala Dinas Sosial Sumenep tersebut, selain sapi sonok event budaya asli Madura yang tidak terakomodir kalender wisata adalah kontes karapan kelinci dan kerbau. Hal itu dikarenakan belum ada yang mengusulkan.
“Makanya karena belum ada yang menyampaikan kepada kami, jadi untuk event sapi sonok yang merupakan budaya lokal Sumenep ini belum dapat diselenggarakan,” ujar Iksan.
Terapi tidak menutup kemungkinan, jika ada yang sanggup menyelenggarakan tahun ini, Disbudporapar juga siap mengakomodir dalam kalender of event 2023. Kemungkinan antara akhir November atau awal Desember, akan dilakukan.
“Masih ada slot sehingga itu bisa kita maksimalkan (sapi sonok) untuk penyelenggaraannya, dan persiapannya juga InsyaAllah bisa faham. Sedangkan untuk karapan kerbau hanya ada di Arjasa, kalau di wilayah daratan Sumenep relatif tidak ada,” tandasnya.
Oleh karenanya, ia berharap kalau memang ada event apapun yang asli kebudayaan Madura, asalkan ada paguyuban yang bersedia menjadi penyelenggara (misal; macopat atau mamacah) dipersilahkan untuk segera diusulkan dan disusulkan.