OKEDAILY, MADURA – Viral diberbagai WhatsApp group, seorang kakek bernama Atlawan (60) warga Dusun Cenlecen, Desa Pancor, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, pada Jumat (24/3) dini hari, dikabarkan dalam kondisi sesak nafas oleh tokoh pemuda setempat, Salam Kempul.
Tertulis di percakapan yang diring Salam ke ruang publik tersebut mengungkapkan, bahwa Atlawan telah dirawat selama sebelas hari di pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas Gayam, dengan kondisi terakhir masih parah.
Atlawan, yang masih tertunduk lemas dalam kondisi sangat memprihatinkan, karena disinyalir tidak mendapatkan perawatan dokter. Sebab, selama beberapa hari ini kedua dokter yang bertugas di Puskesmas Gayam, sedang lepas tugas.
Sungguh sangat miris, ketika dokter indisipliner bergaya bak konsultan kesehatan, dengan enteng meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara.
Hal itu malah dibeban tugaskan kepada tenaga honorer, dengan resiko yang sewaktu-waktu akan datang ketika pasien membutuhkan penanganan khusus, karena keterbatasan pengetahuan.
Sementara Kepala Puskesmas Gayam, dr. Nuruddin berikan klarifikasi atas dugaan penelantaran pasiennya. Dirinya menyampaikan itu melalui salah satu WhatsApp Group, yakni ADV.PKP.
Dalam keterangan tertulis itu, pihaknya membantah bahwa kakek Atlawan telah ditelantarkan berhari-hari, dan tanpa penanganan dokter sehingga mengancam keselamatan si pasien tersebut.
Dikatakan Nuruddin, kondisi pasien saat ini sudah membaik berkat penanganan medis dari dr. Imam. Tetapi karena anak buahnya tersebut izin jenguk ibunya sakit di kangean, maka dirinya yang ambil alih melakukan pemeriksaan kondisi kakek Atlawan.
“Selasa (21/3) sore, saya pulang ke sumenep naik kapal, Rabu-Kamis libur sekalian istirahat, mengingat kondisi lagi kurang sehat,” katanya, Jumat (24/3) malam, dikutip keterangan tertulisnya.
Lebih lanjut, ia mengeklaim masyarakat sudah banyak yang tahu pada hari itu (Selasa), dirinya buka praktek seperti yang diketahui, bahwa tugas di Pulau sangat berbeda dengan di daratan.
“Salah satu contoh, kalau pulang ke sumenep tidak bisa langsung pulang, sehingga menunggu jadwal tranportasi kapal dulu, baru bisa balik,” tukasnya.
Ia juga menyebut, segala masukan dan kritikan sangat bagus sehingga para pemangku kebijakan bisa memperbaiki. Terutama, dirinya sebagai penanggungjawab Puskesmas Gayam, akan mengajukan penambahan dokter ke dinas kesehatan.
“Kekurangan pelayanan PKM (Puskesmas) kita perhatikan bersama, karena PKM milik kita bersama, khususnya masyarakat Gayam bukan warisan bapak saya. Jadi, sudah sewajarnya masukan-masukan yang baik, kita tindaklanjuti bersama,” akunya, seolah menggambarkan sosok teladan sebagai abdi negara.