Okedaily.com, Sumenep – Tidak semua Masyarakat, khususnya di Sumenep tahu bahwa pada 16 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Parlemen Indonesia. Peringatan ini, menandai pentingnya lembaga perwakilan yang berfungsi mewadahi aspirasi masyarakat.
Untuk DPRD Kabupaten Sumenep, atau kita sebut saja Parlemen Sumenep, memiliki anggota berjumlah 50 orang terbagi ke dalam 10 partai politik dengan 7 Fraksi. Dimana Fraksi terbanyak dipegang oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) disusul Fraksi gabungan tiga partai yakni Fraksi Nasdem Hanura Sejahtera (Nasdem-Hanura-PKS), dilanjut Fraksi Demokrat, Fraksi PPP, Fraksi PAN, Fraksi Gerindra dan Fraksi PDI-P.
Baca Juga : Siapa Jadi Ketua Golkar Sumenep?
Sebagian besar Masyarakat menilai, Parlemen Sumenep miskin prestasi dengan segudang sensasi, mulai dari POKIR (Pokok-pokok Pikiran) yang diduga menjadi lahan jual beli proyek, hingga terkini adalah kasus video mesum mirip anggota Parlemen Sumenep.
Sebagaimana publik Sumenep ketahui, persoalan video mesum mirip anggota parlemen Sumenep yang belum nampak akan terselesaikan dalam waktu dekat. Seolah menambah deretan ketidakpercayaan Masyarakat Sumenep terhadap wakilnya.
Lantas, sejauh manakah kinerja Parlemen Sumenep menghasilkan Peraturan Daerah dan pengendalian anggaran keuangan daerah. Mengingat wakil-wakil rakyat Sumenep yang dipilih langsung oleh 600 ribu-an, Masyarakat Sumenep dari 868.711 yang tercantum dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap), adalah kepanjangan tangan langsung pemilih di dapilnya masing – masing.
Salah satu Wakil Ketua Parlemen Sumenep, yang dimintai tanggapannya melalui WhatsApp tentang Hari Parlemen Indonesia dengan kinerjanya selama ini, belum bisa memberikan keterangannya dikarenakan dirinya sedang berada pada Acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga : Ancaman Somasi Sekretaris PKB Sumenep Hanya Bualan?
Sementara itu, di Sumenep kini muncul Parlemen Trotoar sebagai tandingan dan bentuk kritik terhadap Parlemen Sumenep yang dinilai kurang greget selama ini. Sedikit menggelitik memang, menyikapi kehadiran wakil rakyat tak resmi tersebut, yang berkantor tidak jauh dari Gedung DPRD Sumenep.
Salah satu penggagas Parlemen Trotoar, Syaiful Bahri, S.H., mengatakan, bahwa dimasa sekarang ini, kita sudah kekurangan parpol (Partai Politik) diluar pemerintahan yang mana akan menjadi tugas berat bagi para pemuda dan mahasiswa di Kota Keris.
“Seharusnya semua parpol sudah paham, walaupun dalam pemerintahan mereka tetap melakukan kewajiban sebagai fungsi kontrol, supaya tidak membangun keliaran Parlemen Trotoar,” kata Ipung, panggilan karib Syaiful Bahri.
Baca Juga : PNS Nakal SMPN 2 Ra’as, Sebelumnya Sudah Pernah Dilaporkan?
Yang pasti, lanjut Ipung, di Pemerintahan Bupati muda Achmad Fauzi, pihaknya jelas berada diluar sistem, kita akan melakukan check and balance secara proporsional setiap apa yang kita kritik dan evaluasi sebagai Parlemen Trotoar.
“Artinya kita mau di dalam ataupun di luar itu sama saja kita harus kritik dan evaluasi bersama. Toh kalau ada kebijakan yang dirasa baik ya harus didukung karena secara filosofis yang demikian itu harus kita dorong,” ujarnya.
Parlemen, menurut KBBI, dipahami sebagai badan yang terdiri atas wakil-wakil rakyat yang dipilih dan bertanggung jawab atas perundang-undangan dan pengendalian anggaran keuangan negara. Selain itu, KBBI juga memahami parlemen sebagai padanan dari dewan perwakilan rakyat.
Baca Juga : Korban Dishub Sumenep Pada Perluasan Bandara Trunojoyo Bertambah
Selamat Hari Parlemen Indonesia bagi para wakil rakyat. Semoga kinerja ke depannya akan semakin membaik demi kesejahteraan Masyarakat, wabil khusus Masyarakat Sumenep.