OkeDaily.com – Peresmian renovasi dan revitalisasi Masjid, Student Center, serta Gedung Insan Cita di Adi Negoro 15, pada 19 Februari 2024 silam, menjadi sorotan publik. Acara yang dihadiri Wakil Menteri Agama Romo Syafii, anggota BPKH Amir Yusuf, serta KAHMI Medan dan Sumatera Utara ini mendapat apresiasi, namun juga menuai kritik tajam.
Menurut Ketua HMI Komisariat FIS UINSU Medan, Julpahri Tanjung, upaya renovasi ini memang langkah positif dalam mendukung perkaderan. Namun, di balik kemegahan gedung yang telah direnovasi, ada persoalan besar yang justru terabaikan yakni stagnasi kepemimpinan HMI Cabang Medan.
Sejak dikarateker pada 30 Mei 2024 melalui SK PB HMI, seharusnya ada langkah konkret untuk menyelesaikan krisis kepemimpinan. Namun, hingga kini, kepengurusan masih vakum, menyebabkan HMI Cabang Medan seolah “mati suri”.
“Jangan sampai renovasi ini hanya menjadi simbol kosong tanpa aktivitas yang membangun. Fisik gedung boleh megah, tetapi tanpa kepemimpinan yang solid dan program kaderisasi yang berjalan, ini tak lebih dari proyek seremonial,” ujar Julpahri, Jum’at (21/2).
Ia juga menekankan pentingnya revitalisasi organisasi yang sejati, bukan sekadar perbaikan infrastruktur. Oleh karena itu, dirinya meminta KAHMI dan pihak terkait harus melihat bahwa masalah utama bukan hanya soal gedung.
“Ini bukan soal infrastruktur semata, tetapi bagaimana menghidupkan kembali roda organisasi agar HMI Cabang Medan kembali berperan sebagai kawah candradimuka kepemimpinan,” tegasnya.
Kritik ini, sambung Julpahri, menyoroti kenyataan bahwa tanpa kepemimpinan yang jelas dan komitmen kuat terhadap perkaderan, renovasi tersebut hanya akan menjadi proyek monumental tanpa dampak nyata bagi mahasiswa dan masyarakat.
“Mampukah HMI Cabang Medan bangkit dari mati surinya? Ataukah renovasi ini hanya akan menjadi gimik tanpa substansi? Waktu yang akan menjawab,” pungkasnya.