Okedaily.com, Sumenep – Pertambangan Galian C di pinggir jalan raya menuju Asta Blingi Dusun Koattas, Desa Gendang Timur, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep (Pulau Sapudi), kembali memakan korban hingga meninggal dunia pada tanggal 27 September 2021 lalu.
Korban tersebut berinisial AR (19), warga Dusun Gendang Desa Gendang Barat Kecamatan Gayam. AR meninggal dunia pada saat dirinya jatuh dari tempat ia bekerja di lokasi pertambangan galian C.
Baca Juga : Bibit Unggul Dari Kota Keris, Ichal Hokage Naik Podium Jatim Race Championship 2021
Menurut saksi yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa, AR jatuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter di area tebing pertambangan tempat dia mengolah pasir urug.
Sontak saja, akibatnya AR mengalami luka remuk dibagian kepala bahkan sampai berkucuran darah. Pada saat korban menghembuskan nafas terakhirnya, AR masih tergeletak di bawah dan belum mendapatkan pertolongan.
“Ketika itu korban langsung ditolong oleh teman-temannya dan ternyata korban sudah meninggal dunia, sehingga langsung dibawa pulang ke rumah keluarganya,” ujar salah satu rekan kerjanya.
“Iya mas memang sudah dibawa pulang dalam kondisi meninggal,” lanjut temen kerjanya yang lain.
Pada saat tim media menghubungi Kepala Desa Gendang Timur, Mashadi, membenarkan kabar tersebut benar terjadi di desanya. Dia mengaku bahwa korban memang sebagai pekerja di lokasi tersebut.
“Dia memang pekerja di lokasi tambang ini mas,” terangnya.
Pada saat tim media menanyakan tentang tindaklanjut dari kasus tersebut, Mashadi mengatakan sudah ditangani secara kekeluargaan.
Berdasarkan hasil pantauan awak media, diketahui bahwa tambang Galian C tersebut merupakan milik Bahri warga Sempangan Desa Gendang Timur, Gayam. Sampai saat ini, kedalamannya kurang lebih sudah mencapai 15 meter dari area permukaan.
Baca Juga : Ancaman Somasi Sekretaris PKB Sumenep Hanya Bualan?
Diketahui pertambangan di lokasi itu sudah dua kali memakan korban. Sebelumnya, pada tahun 2018 tambang yang berlokasi di tempat yang sama tersebut juga pernah terjadi kecelakaan yang menyebabkan satu pekerja meninggal dunia.
Kabarnya, korban pada saat itu juga jatuh dari lokasi dirinya bekerja, sehingga mengakibatkan patah tulang dan meninggal dunia.
Aktivis Goo Green Pulau Sapudi, Misbahol Munir mengatakan, bahwa dirinya merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Ia menerangkan, tambang Galian C itu sudah tidak layak untuk dilanjutkan, karena kata dia, kedalamannya sudah mengancam nyawa pekerja dan lingkungan.
“Dulu padahal sudah pernah diberi police line, tapi kenapa masih dibiarkan untuk tetap dilanjutkan,” tukasnya, Senin, (04/10).
Baca Juga : Ternyata Masa Pandemi Saat Yang Tepat Beli Rumah
Mantan Aktivis HMI itu, meminta agar pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap pemilik Galian C liar yang sudah kali kedua menyebabkan kematian pekerja.
Selain itu, Misbah menyarankan, agar tambang yang berdekatan dengan area jalan umum tersebut untuk segera diberhentikan, sebab kata dia, jika hal itu tetap dilanjutkan akan membahayakan terhadap pengguna jalan.