Okedaily.com, Sumenep – Soal dugaan PNS di SDN 3 Pancor Kecamatan Gayam, Sumenep, Jawa Timur, yang disinyalir lalai menjalankan tugasnya alias jarang ngantor terus melebar hingga berujung saling tuding.
Dikarenakan, Junaidi, PNS penjaga sekolah sebagai pihak yang dilaporkan jarang masuk, justru membeberkan ketidak beresan di internal SDN 3 Pancor, Pada Senin (11/10).
Junaidi menilai Kepala Sekolah SDN 3 Pancor cenderung pilih kasih, dikarenakan hanya dirinya saja yang dilaporkan tanpa keterangan kepada Dinas Pendidikan Sumenep.
Padahal menurut dia, tidak hanya dirinya saja yang jarang masuk. Bahkan ada juga Guru PNS di SDN 3 Pancor yang diduga jarang masuk tapi absensi kehadirannya selalu full.
Baca Juga : Diduga Sering Bolos, ASN Nakal Penjaga SDN 3 Pancor Malah Jadi Sopir Travel
“Ada oknum guru PNS juga yang jarang masuk tapi absennya full, itu kan perlu dicurigai sebenarnya ini ada apa?” ujar Penjaga SDN 3 Pancor via telepon.
Saat tim media menanyakan, siapa koleganya yang diduga mangkir dari tugasnya sebagai PNS, dia justru tidak memberikan keterangan secara detail, hanya saja menyebutkan seorang Guru.
Bukan hanya itu, ia juga menceritakan bahwa dirinya di sekolah memang tidak ada kecocokan, sehingga ia mengaku merasa dianak tirikan oleh kepala sekolah dan PNS lainnya.
Baca Juga : Dinas Pendidikan Sumenep Tak Berdaya, Kepala SMPN 2 Ra’as : Saya Bisa Remote Dari Asta
“Saya ini seperti dianak tirikan oleh kepala sekolah pak,” bebernya.
Terkait sering tidak masuk kerja Junaidi menjelaskan, bahwa ia tidak masuk dikarenakan mengalami sakit, bahkan dalam pengakuannya, ia sempat melaksanakan operasi, namun gagal.
“Saya waktu itu makanya tidak masuk, karena memang sakit pak,” katanya.
Mengenai dugaan yang menyangkut dirinya menjadi sopir travel, Junaidi menerangkan bahwa sebenarnya ia tidak menjadi sopir, hanya saja, kata dia, dirinya ikut anak buahnya sembari mencari obat penyakitnya ke Kabupaten Banyuwangi.
Baca Juga : Bertahun-tahun Nikmati Gaji Buta, ASN SMPN 2 Ra’as Terancam Dipecat?
“Saya memang ikut mobil, tapi kan turun di Banyuwangi, biar ongkos saya kesana tidak terlalu mahal,” imbuhnya.
Tentang dirinya tidak masuk Kantor, dia mengaku karena selama ini memang PPKM, sebab kata dia, selama PPKM tersebut berlangsung sekolah memang tidak tatap muka alias daring.
“Seharusnya kan memang tidak masuk karena memang kondisinya PPKM Darurat,” kilahnya.
Kendati begitu, meski dirinya tidak masuk, Junaidi mengakui bahwa untuk menggantikan tugasnya sebagai kebersihan di sekolah, ia mengaku sudah membayar orang untuk sementara waktu.
Baca Juga : Pemilik Kapal Purse Seine Akan Polisikan Pelaku Pemalsuan Dokumen Asal Sapeken
“Tapi saya meski tidak masuk selama operasi, masih bayar orang untuk menggantikan posisinya sementara untuk bersih-bersih,” ungkapnya.
Terkait dengan Surat Panggilan Dinas Nomor : 800/1026/435.101.1/2021 tentang penindakan PNS yang tidak melaksanakan Tugas Dinas tanpa keterangan, tertanggal 01 Oktober 2021.
Junaidi mengaku, akan hadir di panggilan kedua, karena menurut dia, saat panggilan pertama dirinya kebetulan sedang berada di Banyuwangi untuk berobat alternatif.
Tidak hanya itu, Junaidi menjelaskan, bahwa pada waktu panggilan kedua nanti, dirinya akan hadir, bahkan ia mengaku akan membeberkan semua kebobrokan persolan yang ada di SDN 3 Pancor.
Baca Juga : Berbagai Elemen Kutuk Pemukulan Yang Dilakukan Polisi Sumenep Saat Aksi Demo GPDR
Diketahui, pada pemberitaan sebelumnya, Kepala Sekolah SDN 3 Pancor, Ruslan menyampaikan, bahwa pihak sekolah memang sudah melaporkan ketidak hadirannya kepada Dinas Pendidikan, sebab menurut dia, di sekolah saat ini sedang banyak kerjaan, sementara dia disaat dibutuhkan selalu banyak alasan.
“Alasannya bilang baru selesai operasi, padahal nyupir bolak balik ke Bali, enak-enak saja orangnya,” tukasnya.
Sehingga hal tersebut membuat pria yang akrab disapa Pak Yok itu geram terhadap penjaga sekolah yang dianggap selalu meninggalkan tugasnya, sehingga membuat pihaknya melaporkan apa adanya kepada Dinas Pendidikan.