OkeDaily.com – Fahruddin Faiz, dikenal sebagai salah satu tokoh ilmuwan terkemuka yang ahli di bidang ilmu Filsafat. Dalam buku terbarunya berjudul “Nalar Keislaman dan Keilmuan” ia menjelaskan bahwa terdapat 6 makna ilmu dalam kehidupan yang penting untuk diketahui.
Mengawali pembahasannya pada pengantar bukunya, Fahruddin Faiz menyampaikan bahwa pada prinsipnya ilmu menjadi cahaya bagi kehidupan manusia.
Hal itu, ia ungkapkan dalam sebuah adagium yang mashur dalam tradisi tasawuf “Ilmu adalah cahaya”.
Menurutnya, makna adagium ilmu tersebut sebagai tanda dari sebuah capaian keilmuan manusia dalam memahami dunianya.
“Ketika manusia telah mengetahui makna ilmu itu dalam kehidupannya akan sangat dimungkinkan manusia mampu mengelola dan memanfaatkan untuk kehidupannya yang lebih baik,” katanya.
Fahruddin Faiz yang tak jarang banyak pihak yang mengaguminya menyebut sosoknya sebagai seorang filsuf termasyhur abad ini menegaskan, semakin tinggi ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan semakin kokoh pula mentalitas yang di milikinya.
Dengan ilmu, Fahruddin Faiz meyakini manusia dalam kehidupannya akan semakin matang, semakin kuat spiritualnya, lentur jiwanya, luas hatinya dan semakin dewasa dirinya.
Inilah 6 Makna Ilmu dalam Kehidupan Menurut Fahruddin Faiz:
- Ilmu menjadi jalan pengenalan manusia terhadap dirinya dan dunianya.
- Ilmu adalah gerbang yang harus di lalui manusia sebelum menjalani hidup serta merancang masa depan yang lebih baik.
- Ilmu membantu manusia dalam mengembangkan solusi untuk berbagi masalah hidup dan kehidupan.
- Ilmu memberikan data dan informasi yang memungkinkan manusia membuat keputusan yang lebih terukur dan bertanggung jawab, tantangan apapun.
- Ilmu membantu manusia memahami dan menghadapi aneka ragam tantangan hidup.
- Ilmu adalah cahaya yang membuat hidup ini lebih terang, terpahami dan terkendali.
Buku dengan judul “Nalar Keislaman dan Keilmuan” yang ditulis Fahruddin Faiz ini diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Building, tahun 2024.
Selain itu, buku tersebut ia tulis sebagai salah satu representasi dari ikhtiar menghidupkan nalar dan menguasai ilmu.
Dalam buku ini juga terkuak berbagi isu krusial kemanusiaan yang belakangan ini merebak. “Semoga menjadi jawaban, telaah dan penggalian mendalam pembaca,” pungkas Fahruddin Faiz saat mengakhiri ulasan singkat pada pengantar bukunya.