OKEDAILY, JATIM – Tragedi stadion kanjuruhan Malang telah menewaskan ratusan korban. Disamping itu, masih banyak juga suporter Arema yang selamat. Namun mereka harus mengalami trauma akibat insiden tersebut.
Hingga hari ini, dari informasi yang dihimpun okedaily.com, kejadian itu masih dalam tahap penyelidikan oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh pemerintah.
Kendati demikian, suporter yang selamat dalam tragedi itu perlu juga segera ditangani dengan serius agar trauma yang dialami tidak berkepanjangan.
Baca Juga : Bahas Minoritas, Utamakan Koneksi Bukan Koreksi
Untuk membantu korban selamat dalam tragedi kanjuruhan pulih dari trauma, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Malang melalui UPTD PPA menggandeng 4 Universitas Psikologi.
Diantaranya ialah Psikologi UMM, Psikologi UIN Malang, Psikologi Unmer, dan Psikologi UB. Selain itu ada juga dari LKKNU Kabupaten Malang, Milenial Utas, Kun Humanity Sistem, dan Times Indonesia untuk melaksanakan kegiatan community building.
Kepala Dinas P3A Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti Wibowo, menjelaskan bahwa untuk efisiensi dan kelancaran acara, pihaknya membatasi setiap delegasi masing-masing universitas dan organisasi yang tergabung maksimal 5 tenaga pendamping dan 1 tenaga Psikolog.
Baca Juga : Arogansi Kepala DPMPTSP Kabupaten Sumenep Memalukan, Tidak Faham Aturan?
Menurut Arbani, kegiatan community building ini sudah berlangsung sejak Jum’at, 4 November 2022, yang diawali dengan persiapan dan akan berlangsung hingga Kamis besok.
Adapun sasarannya ialah terdiri dari 10 sekolah yang terdapat korban tragedi kanjuruhan, sebagaimana data yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
Berikut daftar 10 sekolah tersebut, diantaranya:
1. SDN 2 Krebet Senggrong Bululawang,
2. TK Kemala Bhayangkari 13 Kepanjen,
3. SMP Sunan Ampel Poncokusumo,
4. SMP Negeri 1 Ampel Gading,
5. SMP Negeri 2 Bululawang,
6. SMP Negeri Tirtoyudo Satu Atap,
7. SDN 3 Tumpang,
8. SMPN 2 Tumpang,
9. SMPN 1 Wagir, dan
10. SMP Hasanuddin Wajak.
Baca Juga : Petani Milenial Konstruktif Membangun Ketahanan Pangan
Layanan secara serentak, kata Arbani, akan dilakukan pendampingan psikologis awal di sekolah-sekolah terdampak. “Dari pendampingan psikologis awal itu, nanti kita buat konseling kelompok atau community building di hari Rabu dan Kamis,” ungkapnya, Minggu (06/11).
Arbani juga menyampaikan, kegiatan kali ini UPTD PPA Kabupaten Malang sengaja mengemasnya dalam bentuk community building sebagai kelanjutan berkala dari layanan dukungan psikososial buat korban tragedi kanjuruhan.
Sebelum ini, UPTD PPA Kabupaten Malang telah membuka hotline dan layanan home visit dengan membuka 259 layanan. “Kali ini kami membuat kegiatan community building tujuannya untuk membentuk support sistem bagi korban penyintas atau bukan,” imbuhnya.
Baca Juga : Kyai Afif : NU Bertanggung Jawab Mengawal Perdamaian Dunia
Disamping itu, Arbani menyebut dengan adanya community building ini diharapkan akan menyasar lebih banyak sasaran dari anak-anak korban yang terdampak.
Terakhir UPTD PPA Kabupaten Malang, telah melaksanakan comunity building di 2 sekolah yakni SMP 1 Dampit, dan SMP 1 Sumberpucung beberapa waktu lalu.
“Jika kegiatan ini efektif dan nanti diperlukan lagi kami akan terus melaksanakan layanannya. Semoga ke depannya tragedi seperti ini tak akan terulang kembali,” pungkasnya.